RSUD Parung Jadi Rumah Sakit di 2025 Mendatang

Parung, HRB – Meskipun saat ini masih berstatus dan berfungsi untuk klinik rawat jalan. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor berencana menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parung sebagai rumah sakit spesialis pertama di Bumi Tegar Beriman, dengan 12 Poli yang akan disiapkan di rumah sakit tersebut.

Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina menjelaskan, rencana menjadikan RSUD Parung menjadi rumah sakit spesialis, kemungkinan besar baru akan bisa terlaksana dua tahun mendatang atau pada tahun 2025 nanti, yang akan dilengkapi pelayanan kesehatan cukup lengkap di Kabupaten Bogor dengan jumlah poli paling lengkap.

“RSUD Parung akan menjadi rumah sakit spesialis pertama dan terlengkap di Kabupaten Bogor,” ujar drg Mike Kaltarina kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurut Mike, untuk saat ini RSUD Parung baru menyiapkan beberapa Poli saja untuk melayani masyarakat yang ingin mendapatkan pengobatan, diantaranya Poli umum, gigi, penyakit dalam serta anak.

“Tahun ini akan ada poli THT, saraf, mata dan poli kulit kelamin,” ucapnya.

Namun begitu, Dinas Kesehatan mengaku masih terkendala Sumber Daya Manusia untuk mengisi poli-poli tersebut. Untuk bisa mendapatkan SDM di masing-masing spesialis, pertama pihaknya akan mencoba menawarkan ke internal di rumah sakit daerah. Lalu ke organisasi profesi dan website.

“Mudah-mudahan banyak yang tertarik untuk mengisi poli-poli yang ada,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengatakan, untuk pengisian barang serta penunjang lainnya tidak ada kendala karena dari Kementerian Kesehatan akan siap memenuhi kebutuhan. “Selanjutnya baru dengan APBD itu pun kalau memang belum cukup dari Kementerian Kesehatan,” terangnya.

Sementara itu, anggota Komisi 4 DPRD Kabupaten Bogor, Kukuh Sri Widodo menegaskan agar RSUD Parung menjadi rumah sakit yang bisa melayani masyarakat Kabupaten Bogor khususnya masyarakat Utara Kabupaten Bogor.

“Itu harus yang terlengkap, dan menjadi rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap,” tandasnya.

RSUD Parung Dianggap Tidak Akomodir Warga

Parung, HRB – Keberadaan Proyek RSUD Parung dirasa belum memberi manfaat signifikan bagi masyarakat terdampak. Khususnya para pribumi yang dilahirkan di Desa Cogreg dengan membuka peluang lowongan peker. Hal itu menjadi sorotan Forum Silaturahmi Majelis Desa Cogreg.

Dewan Pengajar Silaturahmi Majelis Desa Cogreg, Ustadz M Rusydi mengaku miris dengan sikap Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sebagai pemrakarsa atau pelaku usaha.

Ia menilai, tak adanya rekrutmen tenaga kerja dari penduduk lokal terdampak menandakan ketidak seriusan pemerintah mengawal amanat Undang-undang Dasar Republik Indonesia.

Dalam proses konstruksi tidak satu persen pun warga Desa Cogreg yang direkrut sebagai pekerja. Padahal ada ratusan peluang tenaga kerja,” kata Rusydi pada 25 Juli 2022.

Sebagai pihak yang sadar akan aturan, kata dia, tentu dinkes Kabupaten Bogor mengetahui bahwa dokumen lingkungan itu dibutuhkan oleh pemrakarsa atau pelaku usaha.

“Untuk Plt Bupati Bogor harap diingat! Puluhan tahun lalu pejuang kemerdekaan telah merumuskan nasib anak-cucunya yang produknya adalah Undang-undang Dasar,”

Saat ini, sambung dia, para eksekutif dan legislatif tinggal meneruskan amanat para pejuang. Dan caranya sudah tertuang dalam UUD 45 pasal 33 ayat 4 yang berbunyi

“Perekonomian sosial diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional,” sambungnya.

Dirinya pun menyayangkan keputusan Pemkab Bogor yang hanya terfokus pada percepatan proses operasional RSUD Parung bukan pada pengawalan terlaksananya amanat aturan tersebut.

“Walaupun beroperasi, RSUD tidak akan menjadi tempat gratis peroleh kesehatan, semua bisnis. Yang sebenarnya sangat penting adalah hak warga terdampak usaha, apakah sudah sesuai dengan undang-undang yang melindungi lingkungan? Dan ingat, kami adalah manusia yang merupakan bagian dari Lingkungan hidup,” tegasnya.

Sementara itu, Kaur Kestra Suhaidi mengaku belum mendapat informasi peluang tenaga kerja dari RSUD Parung. Baik saat konstruksi maupun proses beroperasinya rumah sakit tersebut.

“Dengar-dengar memang mau dioperasikan pada Desember mendatang. Tapi tidak ada informasi lowongan kerja sejak proses konstruksi hingga saat ini,” tukasnya.

Ia menerangkan, Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan pernah memberikan informasi akan dimulai proses operasi RSUD Parung pada Desember mendatang. Hanya saja, rekrutmen tenaga kerja terbatas pada tenaga spesialis belum membutuhkan tenaga kerja lainnya.

“Yang saya pernah dengar, Kata bupati (Plt Bupati,red) sih baru akan dibuka lowongan untuk tenaga sepesialis pada Desember. Tenaga kerja lainnya belum,” pungkasnya.

Sejumlah Anggota Gangster Meresahkan Warga Berhasil Dibekuk Tim Buser, Plt Bupati Apresiasi Kinerja Polres Bogor

Cibinong, HRB – Aksi gerombolan anak muda yang dengan bangga mengklaim dirinya sebagai kelompok gangster di Kabupaten Bogor menuai banyak sorotan. Tak terkecuali Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan.

Politisi Partai Gerindra ini pun meminta para camat di wilayah untuk memperketat keamanan di wilayah dengan melakukan koordinasi dengan para Kepala Desa, RT dan RW termasuk kepolisian dan TNI setempat sebagai bentuk antisipasi.

“Kita lihat juga Polres Bogor, Kodim, Satpol PP, dan unsur lainnya turun menyisir sambil patroli untuk mengantisipasi. Kita berharap Kabupaten Bogor lebih kondusif,” kata Iwan, belum lama ini.

Tak hanya kepada unsur pemerintahan di wilayah, Iwan juga menghimbau para orang tua untuk lebih intens lagi melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya agar tidak menjadi korban atau pun bagian dari para kelompok gangster.

Menurut Iwan, peran orang tua sangat penting karena paling dekat dengan anak. “Kita berharap pengawasan dari rumah juga lebih maksimal. Jangan sampai ada anak-anak menjadi korban, apalagi terlibat gangster atau tawuran. Mari jaga anak-anak,” tuturnya.

Diketahui sebelumnya, pada pekan lalu, aksi sekelompok anak muda yang berkonvoi membawa senjata tajam di wilayah Ciseeng, viral di media sosial. Aksi itu merupakan satu dari sekian banyak kejadian sebelumnya yang juga melibatkan para anak-anak muda Kabupaten Bogor.

Menyikapi hal ini, Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin pun tak mau pusing dan langsung mengambil langkah taktis. Ia mengerahkan anggotanya untuk memburu para gangster karena meresahkan masyarakat. Tindakan mereka sudah mengarah aksi kriminalitas.

Seperti yang dilakukan pada Sabtu (1/10/2022) malam hingga Minggu (2/10/2022) dini hari. Kapolres memimpin langsung patroli skala besar dengan menyisir lokasi-lokasi rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sejumlah kerumunan yang berpotensi menjadi gangguan kamtibmas pun diperiksa dan dibubarkan. “Dalam upaya menangkap para gangster yang meresahkan masyarakat, kami akan secara masif melakukan patroli untuk menangkap para pelaku,” kata Iman.

Hasilnya, lima remaja yang menganiaya seorang remaja di Parung ditangkap. Mereka diantaranya MF (18), A (18), RDA (18), MF (18), MFF (17). Dari para remaja ini, Polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senjata tajam jenis celurit dan dua sepeda motor yang digunakan untuk penyerangan.

Para pelaku ini akan dijerat dengan pasal 170 KUHP dan atau pasal 351 KUHP terkait tindak pidana di muka umum bersama-sama melakukan kekerasan berupa pengeroyokan. Atau penganiyaan dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Tak berhenti sampai disitu, Kepolisian juga terus mengembangkan kasus ini untuk memburu ketua gangster maupun admin yang mengunggah konten-konten di media sosial. Mereka ini sudah meresahkan masyarakat Bogor.

Sementara itu, dari hasil penelitian, kajian, dan data-data Polres Bogor, saat ini muncul beberapa geng motor baru. Seperti diakui, Wakapolres Bogor, Kompol Wisnu Perdana Putra, Rabu (5/10/2022) lalu.

Menurutnya, dari hasil kajian, seluruh geng motor tersebut tengah dalam tahap mencari identitas atau jati diri.

“Yang mereka lakukan apa? Tantangan yang berdampak pada tindak pidaana maupun kriminalitas. Jadi tantangannya seperti menjambret, melukai orang, merusak fasum, dan banyak tantangan dari berandalan motor baru,” ungkap Wisnu.

Wisnu mengungkapkan, Polres Bogor tidak mentoleransi segala bentuk aksi geng motor. Apalagi aksi mereka merugikan dan mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat.

Di samping itu, sambung Wisnu, para geng motor ini juga menebar teror dan ancaman melalui media sosial. Oleh karena itu, Wisnu mengatakan, Polres Bogor melakukan banyak imbauan terhadap anak-anak muda. Baik melalui kunjungan Polres Bogor maupun Polsek jajaran.

Ini memamg mencoba untuk mengubah pandangan dan pola pikir anak-anak muda sekarang. Dorongan-dorongan ini banyak muncul karena ada tren untuk mengikuti. “Tren yang menganggap hal-hal tersebut adalah keren. Ini harus kita ubah pandangannya,” tegasnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk bersama-sama mengubah pola pikir anak-anak muda. Terutama yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.

“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk untuk waspada. Laporan kepada kami apabila mengetahui informasi ataupun mengatahui aksi serupa yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor,” imbau Wisnu.

Sejarah Sea Games

Kota Bogor – Sebagai ajang olahraga bergengsi di Asia Tenggara, SEA Games memiliki sejarah yang panjang. Ini sejarah SEA Games yang perlu kamu tahu.

SEA ames merupakan akronim dari Southeast Asian Games yang bisa juga diartikan sebagai Pesta Olahraga Semenanjung Asia Tenggara. SEA Games tahun 2019 saat ini digelar di Filipina. Sejumlah cabang olahraga telah memulai pertandingan.

Awalnya, pesta olahraga ini dinamai dengan SEAP Games (Southeast Asian Peninsular Games). Pada tanggal 22 Mei tahun 1958 kala itu, delegasi dari negara-negara Southeast Asian Peninsula menghadiri Asian Games di Tokyo, Jepang

Keduanya mengadakan pertemuan dan menyetujui penetapan organisasi keolahragaan. Setelah diputuskan, SEAP Games atau SEA Games dikonseptualisasi oleh Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand bernama Laung Sukhumnaipradit sebagai Komite Olimpiade Thailand.

Beberapa negara seperti Thailand, Myanmar, Malaysia, Laos, Vietnam dan Kamboja merupakan negara-negara yang mendirikan SEAP Games. Latar belakang dibentuknya SEAP Games atau SEA Games adalah untuk mengeratkan kerjasama, pemahaman dan hubungan antar negara di kawasan ASEAN

SEAP Games pertama kali diselenggarakan di Bangkok pada 12 hingga 17 Desember tahun 1959. Ajang itu diikuti lebih dari 527 atlet dan panitia dari Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Laos yang berlaga di 12 cabang olahraga.

Pada SEAP Games VIII tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan Filipina. Kedua negara ini masuk secara resmi pada 1977, dan pada tahun yang sama Federasi SEAP berganti nama menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan ajang ini menjadi Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara.

Brunei dimasukkan pada Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara X di Jakarta, Indonesia, dan Timor Leste di Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara XXII di Hanoi, Vietnam.

Daftar gelaran SEA Games: Southeast Asian Peninsula Games (SEAP Games)

Gelaran I dilaksanakan tahun 1959 di Bangkok, Thailand. Gelaran II dilaksanakan tahun 1961 di Rangoon, Burma. Gelaran III dilaksanakan tahun 1965 di Kuala Lumpur, Malaysia. Gelaran IV dilaksanakan tahun 1967 di Bangkok, Thailand. Gelaran V dilaksanakan tahun 1969 di Rangoon, Burma.

Gelaran VI dilaksanakan tahun 1971 di Kuala Lumpur, Malaysia. Gelaran VII dilaksanakan tahun 1973 di Singapura Gelaran VIII dilaksanakan tahun 1975 di Bangkok, Thailand Southeast Asian Games (SEA Games). Gelaran IX dilaksanakan tahun 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia Gelaran X dilaksanakan tahun 1979 di Jakarta, Indonesia. Gelaran XI dilaksanakan tahun 1981 di Manila, Filipina. Gelaran XII dilaksanakan tahun 1983 di Singapura Gelaran XIII dilaksanakan tahun 1985 di Bangkok, Thailand. Gelaran XIV dilaksanakan tahun 1987 di Jakarta, Indonesia. Gelaran XV dilaksanakan tahun 1989 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Gelaran XVI dilaksanakan tahun 1991 di Manila, Filipina. Gelaran XVII dilaksanakan tahun 1993 di Singapura. Gelaran XVIII dilaksanakan tahun 1995 di Chiang Mai, Thailand. Gelaran XIX dilaksanakan tahun 1997 di Jakarta, Indonesia. Gelaran XX dilaksanakan tahun 1999 di Bandar Sri Begawan, Brunei Gelaran XXI dilaksanakan tahun 2001 di Kuala Lumpur, Malaysia

Gelaran XXII dilaksanakan tahun 2003 di Hanoi dan Ho Chi Minh City, Vietnam. Gelaran XXIII dilaksanakan tahun 2005 di Manila, Filipina. Gelaran XXIV dilaksanakan tahun 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand. Gelaran XXV dilaksanakan tahun 2009 di Vientiane, Laos. Gelaran XXVI dilaksanakan tahun 2011 di Palembang dan Jakarta, Indonesia. Gelaran XXVII dilaksanakan tahun 2013 di Naypyitaw, Yangon, Mandaly dan Ngwe Saung, Myanmar. Gelaran XXVIII dilaksanakan tahun 2015 di Singapura. Gelaran XXIX dilaksanakan tahun 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia

Dan gelaran SEA Games tahun 2019 adalah yang ke-30 dan Ini adalah kali keempat Filipina menjadi tuan rumah SEA Games.

Sejarah Olahraga Bola Voli

Kota Bogor – Bola voli telah berkembang jauh saat ini. Jika menilik lebih jauh ke belakang, olahraga ini ternyata berasal dari Amerika Serikat, tepatnya dari Holyoke, Massachusetts.

Olahraga bola voli ini diciptakan oleh seorang instruktur di Young Men’s Christian Association (YMCA) yang terletak di Holyoke. Dia bernama William G Morgan. Dia Morgan menemukan olahraga itu pada 1895.

William G. Morgan (1870-1942) yang lahir di Negara Bagian New York telah tercatat dalam sejarah sebagai penemu permainan bola voli. Di awal penemuannya, olahraga ini diberi nama Mintonette.

Morgan muda melakukan studi sarjana di Springfield College of the YMCA, di mana dia bertemu James Naismith yang, pada 1891. Diketahui, James Naismith sendiri merupakan penemu olahraga bola basket.

Kala menjadi direktur pendidikan jasmani di YMCA di Holyoke pada 1985, Morgan memiliki kesempatan untuk membangun, mengembangkan, dan mengarahkan program latihan dan kelas olahraga untuk pria. Dia pun mendapat antusiasme besar sehingga menyadari membutuhkan jenis permainan yang kompetitif untuk memvariasikan programnya.

Bola basket, olahraga yang mulai berkembang, tampaknya cocok untuk anak muda. Tetapi, dia merasa perlu untuk menemukan olahraga alternatif yang tidak terlalu keras dan tak terlalu intens untuk anggota yang lebih tua.

“Dalam mencari permainan yang sesuai, tenis terpikir oleh saya, tetapi ini membutuhkan raket, bola, net, dan peralatan lainnya. Jadi itu dihilangkan,” ujar Morgan kala itu, sebagaimana dikutip dari laman FIVB.

“Tetapi, gagasan tentang net sepertinya bagus. Kami mengangkatnya ke ketinggian sekira 6 kaki dari tanah, tepat di atas kepala rata-rata pria. Kami membutuhkan bola. Salah satu yang kami coba adalah bola basket, meski terlalu berat,” lanjutnya.

Pada akhirnya, Morgan meminta perusahaan A G Spalding & Bros untuk membuat bola yang disesuaikan. Hasilnya memuaskan, bola itu dilapisi kulit, dengan ban dalam karet, kelilingnya tidak kurang dari 25-27 inci, dan beratnya tidak kurang dari 9-12 ons.

Morgan meminta dua temannya dari Holyoke, yakni Dr Frank Wood dan John Lynch, untuk menyusun berdasarkan sarannya soal konsep dasar permainan ini. Permainan pun memiliki 10 aturan pertama.

Pada awal 1896, sebuah konferensi diselenggarakan di YMCA College di Springfield, menyatukan semua Direktur Pendidikan Jasmani YMCA. Morgan diundang untuk mendemonstrasikan permainannya di stadion yang baru.

Morgan membawa dua tim, masing-masing terdiri dari lima orang ke Springfield. Di sana, dia mendemonstrasikan di depan delegasi konferensi. Morgan menjelaskan bahwa permainan baru yang dirancangnya itu untuk dimainkan di ruang tertutup, tetapi bisa juga dimainkan di ruang terbuka.

Jumlah pemain yang tidak terbatas. Tujuan permainan ini sendiri adalah menjaga agar bola tetap bergerak melewati jaring yang tinggi, dari satu sisi ke sisi lainnya.

Setelah melihat demonstrasi dan mendengar penjelasan Morgan, beberapa masukan datang. Salah satunya soal usul dari nama olahraga itu yang diharamkan diganti dari Mintonette menjadi Bola Voli. Nama ini diterima oleh Morgan dan peserta konferensi tersebut.

Sejarah Bulu Tangkis Di Dunia

Kota Bogor – Dalam perkembangannya sejarah bulu tangkis berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Cina. Nenek moyang berdirinya diperkirakan adalah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.

Dalam sejarah bulu tangkis Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengkolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.

Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.

Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penjual mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” (“Battledore bulu tangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.

Dasar peraturan dalam sejarah bulu tangkis yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulu tangkis sekarang menjadi sebuah olahraga yang cukup populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

Sejarah Beladiri Kempo

Kota Bogor, Kota Bogor – Shorinji kempo adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang. Di Indonesia olahraga ini biasa dikenal dengan Kempo saja. Walau tidak sepopuler olahraga lain, kempo dikenal masyarakat dunia sebagai olahraga yang berbeda. Kempo memiliki filosofi bahwa jiwa dan tubuh adalah kesatuan yang tidak terpisahkan.

Hal ini sesuai dengan arti kata shorinji kempo yaitu sho-hutan, rin-bambu, ji-kuil dan ken-aturan. Sehingga namanya juga bermakna ‘jalan hidup’. Shorinji kempo dipopulerkan oleh Doshin so tahun pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri.

Pada awalnya di tahun 1928, Doshin so dikirim ke China untuk ekspedisi. Dalam perjalanannya Doshin so bertemu pendeta Buddha dan ikut tinggal di kuil Siauw Liem Sie. Di kuil tersebut Doshin so belajar beladiri. Setelah menjadi ahli, Doshin so kembali ke Jepang dan mendirikan dojo (tempat latihan) di Shikoku, Kagawa yang sekarang menjadi pusat kempo dunia.

Ditemukan juga anggapan lain bahwa olahraga kempo berasal dari China, namun tidak terbukti.

Menurut catatan sejarah, dasar ilmu kempo diperoleh dari Dharma Taish, seorang biksu dari India. Dharma Taish membawa ilmu bela diri dari India dan dicampurkan dengan ilmu bela diri China kuno.

Ilmu bela diri kempo ini kemudian menjadi syarat bagi calon biksu dan menjadi ajaran agama. Pada tahun 1900, terjadi perang antara rakyat dan kolonialisme barat di China.

Hal ini mengakibatkan banyak biksu yang pindah ke Jepang dan Thailand. Kemudian, para biksu mengajarkan seni beladiri kempo, hingga terjadi pencampuran olahraga kempo dengan olahraga bela diri setempat.

Kini olahraga kempo menjadi ilmu seni beladiri yang mendunia dan dinaungi oleh World Shorinji Kempo Organization (WSKO)

Sejarah Atletik Di Dunia

Kota Bogor – Olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri dari berbagai kombinasi olahraga fisik. Umumnya, olahraga atletik dibagi menjadi empat nomor cabang olahraga, mulai dari lompat, jalan, lari dan lempar.

Kata atletik diserap dari bahasa Yunani, yakni Athlon yang berarti pertandingan atau perlombaan. Dalam bahasa Inggris, atletik dikenal dengan nama athletics yang berarti pertandingan di luar ruangan dan dilakukan di atas lintasan.

Sementara, pengertian atletik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cabang olahraga yang memerlukan kekuatan, ketangkasan, serta kecepatan. Terdiri dari nomor-nomor seperti lari, jalan, lompat, dan lempar.

Atletik dikenal sebagai “ibu” dari berbagai macam cabang olahraga. Hal ini didasari karena nomor-nomor yang ada di cabang olahraga atletik merupakan gerakan dasar diberbagai jenis olahraga yang ada di dunia.

Adapun sejarah atletik di Dunia yaki, diperkirakan berawal dari bangsa Mesir kuno. Mesir menjadi peradaban pertama yang mengenal olahraga atletik di dunia. Bangsa Mesir diketahui telah mengenal olahraga lari dan menggelar perlombaannya sejak 2.500 SM.

Selain Mesir, bangsa Assyria dan Babylonia kuno di Mesopotamia turut menjadi salah satu peradaban yang sudah mengenal aktivitas olahraga. Kedua peradaban ini mulai mengenal olahraga atletik pada 1.000 SM.

Bedanya, bangsa Assyria dan Babylonia telah menemukan cabang lain dari olahraga atletik ini. Diketahui, selain mengenal olahraga lari, kedua bangsa ini juga mengenal olahraga melempar dan melompat.

Namun, atletik mulai dikenal luas kala bangsa Yunani kuno mulai menggelar kompetisi olahraga yang kelak dikenal sebagai olimpiade kuno pada 776 SM. Pagelaran yang sejatinya menjadi ajang penghormatan bagi Dewa Zeus ini lambat laun menjadi ajang pertandingan yang rutin digelar selama 11 abad dan menjadi cikal bakal diadakannya kompetisi olimpiade modern setiap empat tahun sekali.

Sebulan Menghilang, Pengantin Baru Fitri Sandayani Akhirnya Pulang

Tanah Sareal,HRB- Sebulan menghilang dan meninggalkan suaminya tanpa pesan, Fitri Sandayani pengantin baru warga Tanah Sareal, Kota Bogor akhirnya kembali pulang ke rumah suaminya.

Kepulangan pengantin baru yang sempat dilaporkan hilang pada 1 Oktober 23 lalu tersebut langsung membuat warga geger karena sebelumnya kasus hilangnya Fitri sempat viral di media sosial dan menjadi perbincangan masyarakat.

Mustofa, suami Fitri langsung mengambil tindakan tegas atas kepulangan istri yang baru dinikahinya tersebut dengan menceraikannya karena telah pergi tanpa seijinnya dan pesan apapun hingga membuat semua keluarganya kebingungan.

“Kalau masalah pernikahan si kayaknya gak lanjut. Saya kan ibaratnya udah sebulan sehari dua hari sih gak masalah, ini sebulan kaburnya,” kata Mustofa, Rabu 1 Nov 23.

Mustofa mengaku, Ia langsung mengintrogasinya saat Fitri kembali ke rumahnya pada 28 Okt 23 lalu dan Fitri mengaku pergi ke Jakarta untuk jalan jalan menenangkan diri.

“Katanya sih cuma pengen nenangin diri doang gitu doang. Kan kalo nenangin diri kenapa kabur kan,” ujarnya.

“Kaburnya kan kemaren ngomongnya ke Jakarta tapi ga tau juga bisa ada disitu, masih simpang siur belum jelas,” tambah Mustofa

Fitri Sandayani yang mengaku kabur ke Jakarta untuk jalan-jalan, ternyata malah ditemukan dekat kediaman Mustofa.saat itu Fitri Sandayani sedang berada di sebuah kontrakan,Pada Sabtu 28 Okt 23dan ditemukan oleh teman Mustofa yang mengenali wajak Fitri.

“Iya sudah ditemukan. Itu teman saya yang nemuinnya waktu hari Sabtu, Lagi duduk aja. Waktu itu teman saya lagi ngerongsok. Nah, dia nemuin istri saya kan. Karena kenal juga dan tau mukanya,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Seorang perempuan pengantin baru kembali menghilang dan meninggalkan suaminya,peristiwa tersebut viral di media sosial setelah salah satu unggahan akun medsos yang memperlihatkan photo perempuan bernama Fitri Sandayani hilang di wilayah Sukadamai. Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

Dalam unggahannya pada Rabu 4 Oktober 23, dijelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu 1 Okt 23 lalu, Saat itu, sang suami sedang membeli bakso.

Disebutkan bahwa Fitri kemudian pamit ke luar rumah orang tua suaminya. Saat itu, Fitri pamit kepada suaminya untuk membeli minum.

Saat kejadian, Fitri memakai pakaian berwarna hitam lengan pendek dan celana panjang berwarna hijau. Dinarasikan pula bahwa ada tetangganya yang melihat saat itu Fitri pergi bersama teman perempuannya menggunakan sepeda motor.

Mustofa suami perempuan tersebut mengaku,Istri pergi pada Minggu malam lalu, Fitri keluar rumah tanpa pamit dan izin kepada suami yang dinikahinya satu bulan lalu.

“Ya hilangnya si tanpa izin pak, kebetulan dia keluar. Dia kemana-mananya saya gak tau. Jadi dia keluar tanpa izin saya. Hari Minggu, habis isya berangkatnya,” kata Mustofa kepada wartawan, Rabu 4 Oktober 2023.

Mustofa menduga, istri yang diinginkan untuk hidup bersama selamanya itu, pergi dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dugaan ini muncul karena barang-barang miliknya ikut dibawa.

“Kayaknya dia udah berencana. Perhiasan surat-suratnya dibawa semua sama dia. Nomor HP gak aktif, terakhir ada info si dia dijemput motor gigi di depan masjid, masih di Tanah Sareal,” bebernya

Sebelum Bangun Tower BTS, Warga Galuga Kaum Dapat Kompensasi Rp 500 Ribu per KK

Cibungbulang – Sewa lahan dan uang kompensasi pendirian tower BTS, cukup menggiurkan masyarakat. Akibat dapat dukungan dari warga, pelaksana pembangunan tower BTS, berani membangun meski belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan ( IMB) yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bogor.

Buktinya, pembangunan tower BTS di Kampung Galuga Kaum Desa Dukuh Kecamatan Cibungbulang mendapat dukungan dari warga. Bahkan warga sudah tidak merasa khawatir, meski rumahnya hanya berjarak 20 meter dari tower BTS.

Dukungan pembangunan tower BTS setinggi 45 meter dari warga kampung Galuga Kaum itu, karena sebelum pembangunan tower BTS dimulai, warga mendapatkan kompensasi.

” Setiap Kepala Keluarga ( KK) di Kampung Galuga Kaum, mendapat kompensasi Rp 500 ribu. Dana tersebut diberikan, sebelum dimulainya pembangunan tower BTS,” kata Asdi, salah seorang warga Kampung Galuga Kaum.

Asdi menceritakan, untuk mendapatkan izin dari warga dan biaya koordinasi lainnya, pihak pelaksana pembangunannya tower BTS, sudah menyediakan anggaran biaya cukup besar. Yaitu sekitar Rp 50 juta.

” Saya dapat informasi dari pelaksana pembangunan. Untuk ngurus izin warga saja, biaya yang dicadangkan mencapai Rp 50 juta. Jadi wajar, kalau warga di Kampung Galuga Kaum itu, dapat kompensasi nya Rp 500 ribu per KK,” kata Asdi.

Sedangkan untuk pengadaan tanah yang akan dibangun tower BTS, menurut Asdi. Hal itu dengan cara sistem sewa kepada pemilik tanah. Untuk sewa lahan pembangunan tower BTS di Kampung Galuga Kaum, pemilik lahan mendapatkan dana sebesar Rp 140 juta. ” Uang sebesar Rp 140 juta itu, untuk sewa lahan selama sepuluh tahun. Sedangkan luas lahan untuk pembangunan tower BTS, hanya dibutuhkan 10 meter X 10 meter” pungkas Asdi.